Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Masyarakat Minim Wawasan Tupoksi Wakil Rakyat

Hanya dalam hitungan minggu lagi, masyarakat akan merayakan pesta demokrasi lima tahunan. Pada pemilu kali ini bukan hanya presiden dan wakil Presiden yang dipilih, namun juga akan memilih wakil rakyat dari berbagai tingkatan untuk dapat mewakili suara masyarakat baik di daerah maupun pusat. Seperti suasana menjelang pemilu pada umumnya, penyelenggara pemilu yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) beserta lembaga swadaya masyarakat yang menaruh perhatian terhadap pelaksanaan pemilu sedang gencar-gencarnya mengajak masyarakat yang memiliki hak pilih untuk menggunakan haknya dengan baik dan tidak menjadi golongan putih alias golput.  Selain itu ajakan untuk melawan segala bentuk politik hoax dan politik SARA juga terus dikumandangkan. Sedangkan disisi lain yaitu para peserta pemilu terutama bagi mereka yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif juga sedang sibuk-sibuknya berkampanye untuk mempromosikan visi dan misinya apabila nanti terpilih menjadi seorang wakil rakyat. W...

Mengantisipasi Sikap Primordial Dalam Masyarakat

Sikap primordial merupakan sikap kedaerahan yang berlebihan yang selalu mengganggap bahwa kebudayaan di daerahnya lebih baik daripada kebudayaan di daerah lain. Adanya sikap yang seperti ini dapat menyebabkan masyarakat suatu daerah merendahkan dan tidak menghormati kebudayaan di daerah lain. Sebenarnya sikap yang demikian sangat bertentangan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia karena kata “kesatuan” dalam NKRI selain memiliki makna sebagai bentuk negara juga dapat bermakna sebagai persatuan dalam kebhinnekaan yang juga merupakan penjabaran dari semboyan negara Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Persatuan dalam perbedaan merupakan prinsip dasar yang paling ditekankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negara Indonesia yang majemuk ini, karena untuk dapat menyatukan sebuah perbedaan bukan merupakan hal yang mudah dan tidak mungkin dapat terwujud apabila tidak ada sikap toleransi, tenggang rasa dan saling menghorma...

Reformasi Program Revolusi Mental

Revolusi mental merupakan salah satu program dalam Nawa Cita milik Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam Nawa Cita, salah satu agenda yang paling banyak diperbincangkan adalah poin nomor 8 (delapan) yaitu, melakukan revolusi karakter bangsa atau sering juga disebut dengan istilah revolusi mental. Program revolusi mental sendiri digagas untuk menggalakkan pembangunan karakter untuk mempertegas kepribadian dan jati diri bangsa. Jika melihat kondisi bangsa saat ini maka gagasan revolusi mental memang merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan karena mengingat derasnya arus globalisasi yang sulit untuk dibendung yang juga dapat menimbulkan berbagai ancaman terhadap kepribadian dan jati diri bangsa. Untuk itu sebenarnya apabila program revolusi mental dijalankan dengan sungguh-sungguh maka program ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi berbagai ancaman yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi. Akan tetapi permasalahannya adalah program revol...