Baru-baru ini di Buton, Sulawesi
Tenggara terjadi bentrokan antar warga yang menyebabkan terbakarnya puluhan
rumah akibat permasalahan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan baik-baik.
Apa yang terjadi di sana merupakan cerminan kemunduran moral dan akhlak kita
sebagai masyarakat. Perlu direnungkan bagaimana bisa hanya karena suara bising
knalpot dari konvoi sepeda motor (kumparan.com) lantas menyebabkan banyak
kerugian material dan immaterial yang seharusnya tidak terjadi.
Banyak pelajaran yang harus kita
ambil dari kasus yang terjadi di Buton tersebut agar kiranya kejadian yang
sangat disesalkan itu tidak akan terulang lagi, sebab kegiatan-kegiatan yang
dapat menyebabkan perselisihan seperti bentrokan, rusuh, tawuran dan lainnya
itu hanya akan menghambat kemajuan bangsa dalam berbagai sektor. Kejadian demikian
selain dapat menggoyahkan persatuan juga hanya akan menyisakan duka dan goresan
kelam dalam sejarah masyarakat. Tentu kita tidak ingin lagi mewarisi cerita-cerita
pahit yang dapat menimbulkan rasa saling curiga sesama bangsa. Walaupun Ir.
Sukarno pernah mengatakan “perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah,
tapi perjuanganmu akan lebih berat, karena melawan bangsa sendiri”, tetapi
tetap saja pesan tersebut tidak boleh ditelan mentah-mentah. Alangkah baiknya
jika kita bisa menghindari untuk menaruh rasa saling curiga apalagi melawan
sesama anak bangsa, karena satu-satunya jalan untuk membangun bangsa ini
menjadi lebih baik adalah dengan bekerjasama dan gotong royong.
Untuk membangun masyarakat yang
bermoral dan tertib maka terdapat nilai-nilai atau norma yang berlaku dalam
masyarakat, norma tersebut antara lain adalah Norma Agama, Norma Kesusilaan,
Norma Kesopanan dan Norma Hukum. Dari keempat norma tersebut, norma kesusilaan
merupakan norma yang sangat berpengaruh bagi negara yang penduduknya berjumlah
besar dan bhinneka ini. Cerminan berjalannya norma kesusilaan ini adalah ketika
masyarakat sudah dapat saling menghargai dan menghormati sesama, meminta maaf
ketika melakukan kesalahan, tidak merampas hak-hak orang lain serta bercakap
dan bersikap yang baik. Apabila sifat dan sikap yang demikian sudah dimiliki
oleh masyarakat maka pastinya tidak mungkin ada kegiatan rusuh atau tawuran
karena tentu masyarakat akan menempuh cara penyelesaian suatu permasalahan
dengan baik-baik seperti melalui budaya musyawarah untuk mufakat. Namun dengan
adanya kejadian tersebut maka bisa dikatakan nilai kesusilaan dalam masyarakat
belum berjalan efektif.
Manusia padahal kerap kali
disebut-sebut sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, ini tidak lain
dikarenakan manusia memiliki kemampuan untuk berpikir yang tidak dimiliki oleh
makhluk hidup lainnya. Dalam ajaran agama hindu manusia disebut memiliki Tri Pramana
yaitu Bayu (tenaga), Sabda (suara) dan Idep (pikiran). Idep atau kemampuan
untuk berpikir tidak dimiliki oleh binatang yang hanya memiliki Bayu dan Sabda,
serta tidak juga dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan yang hanya memiliki Bayu. Menurut
aliran kaum stoik yang dipelopori oleh Zeno seorang filsuf asal Yunani,
dikatakan bahwa manusia tak lain adalah binatang bernalar yang mana artinya
tanpa nalar maka manusia tidak ada bedanya dengan layaknya binatang buas yang
bertindak dan bercakap semena-mena. Banyak permasalahan yang terjadi saat ini
diakibatkan juga karena tidak adanya kemauan masyarakat untuk berpikir panjang
yang menyebabkan mereka menjadi egois dan kehilangan sisi kemanusiaan serta
berujung pada perbuatan yang anarki.
Untuk itu, perlu kita bangkitkan
kembali nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat. Kita harus mulai untuk sadar betapa
pentingnya menanamkan nilai tersebut kepada diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Tujuan utamanya sangat jelas yaitu untuk menjaga persatuan bangsa yang sudah kita
rawat sejak lama ini.
Daftar Pustaka
Kumparan. 2017. Buton Rusuh dan Situasi
Masih Mencekam, 56 Rumah Dibakar Massa. (diakses pada tanggal 6 Juni 2019 pukul 16.27 WITA).
Oleh: I Gede Yudi Arsawan
Sudah terbit di Nusa Bali, tanggal 11 Juni 2019, sumber gambar: google
Sudah terbit di Nusa Bali, tanggal 11 Juni 2019, sumber gambar: google
Komentar
Posting Komentar