Langsung ke konten utama

Mengamati Hambatan Pendidikan di Indonesia




Pendidikan sudah jelas merupakan salah satu kunci kesuksesan dan kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan pula maka manusia akan dapat terbentuk menjadi manusia yang bermartabat. Sebagaimana juga disampaikan oleh Tan Malaka bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan. Tanpa adanya pendidikan maka manusia akan menjadi gelisah dan kebingungan.

Bisa dibayangkan bagaimana hidup seorang manusia yang tidak dapat membaca, tidak dapat berhitung dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Manusia yang demikian tentunya akan sangat susah untuk bisa hidup mandiri dan harus selalu hidup dalam pendampingan. Hal yang demikian mungkin masih dapat dimaklumi apabila terjadi pada mereka yang menderita penyakit atau kelainan, akan tetapi menjadi tidak wajar apabila itu dialami oleh manusia normal yang sehat. Jika itu masih terjadi kepada manusia normal maka kemungkinan penyebabnya karena mereka tidak mendapat akses pendidikan atau tidak menempuh pendidikan dengan baik.

Harus kita sadari bahwa memang belum semua orang di negeri ini dapat menempuh pendidikan dengan baik. Kemiskinan dan kemalasan adalah dua faktor utama yang menyebabkan tidak semua orang dapat menempuh pendidikan dengan baik. Faktor kemiskinan mengakibatkan orang kesusahan untuk membayar biaya sekolah atau pun membeli berbagai perlengkapan dan peralatan penunjang pembelajaran yang tidak jarang membuat mereka lebih memilih untuk mundur dalam menempuh pendidikan. Sedangkan faktor kemalasan adalah faktor internal seseorang yang dipengaruhi oleh suasana hati dan motivasi orang tersebut dalam menjalani kehidupan. Orang yang memiliki motivasi untuk hidup sukses tentu akan berjuang untuk menempuh pendidikan sebaik mungkin. Tetapi bagi mereka yang tidak memiliki semangat dan motivasi untuk maju cenderung lebih memilih untuk bermalas-malasan dan hidup hanya sekadar mencari kesenangan dan tidak mau menghabiskan waktu untuk mengisi diri melalui pendidikan.

Untuk mengatasi faktor kemiskinan agar tidak menghambat masyarakat dalam menempuh pendidikan maka pemerintah sudah menyediakan berbagai program beasiswa dan program wajib belajar yang seharusnya sudah dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat terutama yang kurang mampu. Sedangkan untuk mengatasi faktor kemalasan agar tidak mengganggu jalannya pendidikan maka memotivasi diri sendiri serta dukungan dari lingkungan sekitar adalah solusi terbaik.

Motivasi bagi diri sendiri dapat terwujud apabila masyarakat juga sadar bahwa dengan menempuh pendidikan dengan baik maka bukan hanya diri sendiri yang akan diuntungkan, karena dengan menempuh pendidikan yang baik maka selanjutnya masyarakat dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat untuk diabdikan kepada bangsa, sehingga apa yang didapat akan berguna bagi orang banyak. Sedangkan pengaruh lingkungan akan sangat tergantung daripada perananan guru rupaka atau orangtua dan guru pengajian atau guru di sekolah. Mereka tentu harus memiliki semangat seorang Ki Hajar Dewantara agar dapat menghilangkan rasa malas dari peserta didik atau pun masyarakat. Semangat tersebut yaitu ing ngarso sing tulodo yang selalu memberi contoh dari depan dan senantiasa menjadi suri teladan, ing madyo mangun karso yang dari tengah selalu memberikan semangat dan juga tut wuri handayani sebagai kawan setia yang selalu memberi dorongan dari belakang kepada masyarakat. Dengan langkah-langkah tersebut maka diharapkan kedua faktor yang dapat menghambat jalannya pendidikan dapat teratasi sehingga Indonesia dapat mewujudkan misinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa secara merata.


Oleh: I Gede Yudi Arsawan
Sudah terbit di Koran Bali Post edisi Sabtu, 4 Mei 2019, Sumber gambar: google

Komentar