Pendidikan
sudah jelas merupakan salah satu kunci kesuksesan dan kemajuan suatu bangsa. Melalui
pendidikan pula maka manusia akan dapat terbentuk menjadi manusia yang
bermartabat. Sebagaimana juga disampaikan oleh Tan Malaka bahwa tujuan
pendidikan adalah untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta
memperhalus perasaan. Tanpa adanya pendidikan maka manusia akan menjadi gelisah
dan kebingungan.
Bisa dibayangkan bagaimana hidup
seorang manusia yang tidak dapat membaca, tidak dapat berhitung dan tidak dapat
berkomunikasi dengan baik. Manusia yang demikian tentunya akan sangat susah
untuk bisa hidup mandiri dan harus selalu hidup dalam pendampingan. Hal yang
demikian mungkin masih dapat dimaklumi apabila terjadi pada mereka yang menderita
penyakit atau kelainan, akan tetapi menjadi tidak wajar apabila itu dialami
oleh manusia normal yang sehat. Jika itu masih terjadi kepada manusia normal
maka kemungkinan penyebabnya karena mereka tidak mendapat akses pendidikan atau
tidak menempuh pendidikan dengan baik.
Harus kita sadari bahwa memang belum
semua orang di negeri ini dapat menempuh pendidikan dengan baik. Kemiskinan dan
kemalasan adalah dua faktor utama yang menyebabkan tidak semua orang dapat menempuh
pendidikan dengan baik. Faktor kemiskinan mengakibatkan orang kesusahan untuk
membayar biaya sekolah atau pun membeli berbagai perlengkapan dan peralatan
penunjang pembelajaran yang tidak jarang membuat mereka lebih memilih untuk
mundur dalam menempuh pendidikan. Sedangkan faktor kemalasan adalah faktor
internal seseorang yang dipengaruhi oleh suasana hati dan motivasi orang
tersebut dalam menjalani kehidupan. Orang yang memiliki motivasi untuk hidup
sukses tentu akan berjuang untuk menempuh pendidikan sebaik mungkin. Tetapi
bagi mereka yang tidak memiliki semangat dan motivasi untuk maju cenderung lebih
memilih untuk bermalas-malasan dan hidup hanya sekadar mencari kesenangan dan
tidak mau menghabiskan waktu untuk mengisi diri melalui pendidikan.
Untuk mengatasi faktor kemiskinan
agar tidak menghambat masyarakat dalam menempuh pendidikan maka pemerintah
sudah menyediakan berbagai program beasiswa dan program wajib belajar yang
seharusnya sudah dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat terutama yang kurang
mampu. Sedangkan untuk mengatasi faktor kemalasan agar tidak mengganggu
jalannya pendidikan maka memotivasi diri sendiri serta dukungan dari lingkungan
sekitar adalah solusi terbaik.
Motivasi bagi diri sendiri dapat terwujud
apabila masyarakat juga sadar bahwa dengan menempuh pendidikan dengan baik maka
bukan hanya diri sendiri yang akan diuntungkan, karena dengan menempuh pendidikan
yang baik maka selanjutnya masyarakat dapat mengimplementasikan ilmu yang
didapat untuk diabdikan kepada bangsa, sehingga apa yang didapat akan berguna
bagi orang banyak. Sedangkan pengaruh lingkungan akan sangat tergantung
daripada perananan guru rupaka atau
orangtua dan guru pengajian atau guru
di sekolah. Mereka tentu harus memiliki semangat seorang Ki Hajar Dewantara
agar dapat menghilangkan rasa malas dari peserta didik atau pun masyarakat.
Semangat tersebut yaitu ing ngarso sing
tulodo yang selalu memberi contoh dari depan dan senantiasa menjadi suri
teladan, ing madyo mangun karso yang
dari tengah selalu memberikan semangat dan juga tut wuri handayani sebagai kawan setia yang selalu memberi dorongan
dari belakang kepada masyarakat. Dengan langkah-langkah tersebut maka diharapkan
kedua faktor yang dapat menghambat jalannya pendidikan dapat teratasi sehingga
Indonesia dapat mewujudkan misinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa secara
merata.
Oleh: I Gede Yudi Arsawan
Sudah terbit di Koran Bali Post edisi Sabtu, 4 Mei 2019, Sumber gambar: google
Komentar
Posting Komentar