Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
memberikan pengertian bahwa perdamaian berarti martabat, kesejahteraan bagi
semua, bukan hanya keadaan tanpa perang. Dalam Tujuan 16 Sustainable Development Goals (SDGs) yang juga diinisiasi oleh PBB ditekankan
mengenai betapa pentingnya untuk mempromosikan masyarakat yang damai dan
inklusif serta tersedianya akses keadilan bagi semua orang.
Pemerintah
Indonesia dalam usahanya untuk mewujudkan Tujuan 16 yang juga dipandang sejalan
dengan RPJMN 2015-2019 sudah menetapkan beberapa target nasional untuk
dapat dicapai yang diantara lainnya adalah mengendalikan kekerasan terhadap
anak, perwujudan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia
melalui legislasi dan penegakan HAM, peningkatan peran Indonesia di tingkat
global, ASEAN, G-20 Global dan APCE, dan lain-lain. Pada tahun ini, pemerintah patut
diapresiasi karena telah berhasil mencapai salah satu targetnya dalam upaya meningkatkan
peran Indonesia di tingkat global yakni dengan menjadi Anggota Tidak Tetap
Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020. Dengan posisi tersebut tentunya Indonesia
bisa lebih maksimal dalam menjalankan salah satu misinya yaitu untuk ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial sebagaimana termaktub dalam alenia ke-4 Pembukaan UUD 1945.
Namun, dibalik kerja baik pemerintah, hingga di penghujung tahun RPJMN ini masih
terdapat beberapa target yang belum mampu untuk konsisten dicapai. Masih ada banyak tantangan untuk mewujudkan perdamaian berkelanjutan, misalnya
saja dalam upaya pengendalian kekerasan terhadap anak, Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) mencatat selama kurun 2018 tingkat kekerasan terhadap anak
malah meningkat sebanyak 306 kasus jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, selain
itu dalam hal upaya penegakan HAM, masih ditemukan ada banyak kasus-kasus
pelanggaran HAM yang belum dapat diselesaikan oleh pemerintah sehingga belum
mampu memberikan rasa puas kepada masyarakat. Beberapa gambaran tersebut
menunjukkan bahwa pemerintah harus lebih giat dan serius lagi apabila
benar-benar ingin berhasil untuk mencapai keseluruhan target yang sudah
ditetapkan, mengingat ini penting demi terwujudnya perdamaian dan keadilan yang
berkelanjutan.
Mewujudkan Tujuan 16 Sustainable Development Goals dan
mencapai target-target nasional yang sudah ditetapkan tadi memang bukan merupakan pekerjaan yang mudah, dan tidak mungkin dapat dituntaskan oleh pemerintah tanpa adanya dukungan dan bantuan dari masyarakat. Untuk itu, peranan masyarakat juga sangat menentukan kesuksesan Indonesia dalam upaya mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan bagi bangsanya dan juga dunia.
Dalam hal ini, masyarakat sebenarnya dapat mulai memberikan kontribusi kepada negara dan dunia dengan langkah-langkah yang sederhana. Misalnya dimulai dengan menjaga perdamaian dalam rumah tangga dengan selalu mendahulukan diskusi atau musyawarah dan bukan penggunaan kekerasan untuk menyelesaikan permasalahan. Menjaga perdamaian dengan lingkungan sekitar dengan saling menghormati sesama tetangga dan antar-umat beragama, serta dapat juga berkontribusi untuk menjaga perdamaian bangsa dan dunia dengan cara menyebarkan nilai-nilai perdamaian kepada masyarakat melalui lisan ataupun tulisan. Melalui langkah-langkah sederhana tersebut maka diharapkan masyarakat mampu membantu pemerintah untuk mewujudkan perdamaian bangsa dan dunia yang berkelanjutan yang sangat penting demi kesejahteraan generasi sekarang dan generasi pada masa yang akan datang.
Oleh: I Gede Yudi Arsawan
Sudah terbit di Koran Bali Post edisi Jumat, 5 April 2019, Sumber gambar: google
Sudah terbit di Koran Bali Post edisi Jumat, 5 April 2019, Sumber gambar: google
Komentar
Posting Komentar