Tabanan - Pasraman Ajeg Bali tahun 2008 berakhir, Rabu (24/12) sore
lalu. Setelah mendapat pembinaan yang cukup intensif, 72 peserta
pasraman meninggalkan pasraman Lumajang Tabanan. Mereka mengaku sangat
terkesan dengan kegiatan tersebut. Bahkan banyak di antaranya telah
mengikuti kegiatan ini lebih dari satu kali, tetapi terasa berat ketika
pulang. Peguyuban Guru Ajeg Bali dan panitia pelaksana akhirnya memilih
peserta terbaik dari masing-masing tingkat.
Untuk tingkat SD terbaik I diraih I Gusti Agung Bintang Ayuni, disusul I
Made Ricky Catur Purnama dan I Gede Yudi Arsawan sebagai terbaik II dan
III. Sementara itu tingkat SMP Sayu Made Ardhia Pramayanti Putri
ditetapkan sebagai terbaik I, disusul terbaik II dan III Dewa Made Yudha
Wiratama dan Luh Made Sri Gati Antari. Tingkat SMA, Ida Ayu Komala
Wasita Manuaba, Putu Widya Denyana dan Luh Putu Sania Febriana
ditetapkan masing-masing sebagai terbaik I, II dan III. Ida Ayu Komala
yang merupakan siswa SMA 3 Denpasar mengaku sangat senang mengikuti
Pasraman Ajeg Bali. Sebab ia mengaku mendapat banyak hal-hal baru,
keluarga baru serta sahabat-sahabat baru. Banyak kebiasaan yang
dipelajarinya seperti bangun pagi dan melakukan meditasi, hal yang
diakuinya masih jarang dilakukan di rumahnya.
Sementara itu Ardhia yang merupakan putri dari pasangan Drs. Alit
Widusaka dan drh. Eni Tarniati ini mengaku sudah dua kali mengikuti
pasraman. Ia mengaku masih harus belajar mengatur waktu untuk meditasi.
Sebab selama ini siswa SMP 1 Denpasar ini belum membiasakan diri untuk
bermeditasi. Tetapi efek meditasi dan pola hidup pasraman kata dia telah
dirasakannya walau hanya tiga hari. Sementara itu pengalaman baru yakni
hidup mandiri sangat dirasakan Bintang Ayuni. Sebelumnya ia mengaku
sulit bangun pukul 05.00 wita pagi hari. Pengalaman bangun pagi yang
menyenangkan yang dilanjutkan dengan meditasi adalah hal baru baginya,
selain belajar mandiri. Setidaknya saya sudah mengenal pola hidup
pasraman serta diperkenalkan hal-hal baru, ujar Bintang yang mengaku
baru pertama kali ikut kegiatan pasraman.
Para siswa pasraman dari berbagai sekolah di Bali ini telah dibekali
berbagai materi dan praktik yang berhubungan dengan kehidupan yang baik
sebagai siswa. Selain itu para peserta dibiasakan dengan diskusi untuk
saling memberi masukan dan menimbulkan pengertian.
Salah satu guru Ajeg Bali I Gusti Putu Suwela mengatakan aspek penilaian siswa meliputi sejauh mana keseriusan dan kedisplinan para peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Mewakili para Guru Ajeg Bali, Suwela berpesan agar seluruh peserta melakukan terus dalam kehidupannya apa yang telah diajarkan di pasraman. Kegiatan ini bukan hanya berkesan bagi peserta, Siswa Ajeg Bali (SAB) yang menjadi tutor dalam kegiatan ini yakni Arick Istriyanti, Kefany, Niki, Pradnya dan Arum juga tampak berat meninggalkan pasraman Lumajang. Kegiatan ini sangat berkesan buat saya dan menjadi pengalaman yang sangat berharga, ujar Arick siswa SMA 3 Denpasar yang telah diterima di salah satu universitas di Beijing ini.
Komentar
Posting Komentar