Langsung ke konten utama

Bangsa yang Berjiwa Internasional


Semangat nasionalisme yang sudah sangat sering dikobarkan memang merupakan semangat yang harus dipertahankan. Seiring perkembangan zaman, pada eraglobalisasi ini memiliki jiwa nasionalisme saja tidak cukup. Saat ini ketergantungan antarnegara sudah tidak bisa dipungkiri, bangsa-bangsa tidak mampu untuk hidup sendiri tanpa melakukan interaksi dengan bangsa lain. Buktinya banyak terjadi hubungan internasional dan kerjasamakerjasama antarnegara. Seperti misalnya ketika negara tidak bisa memenuhi beberapa kebutuhan dalam negerinya, maka untuk memenuhinya harus mengimpor dari negara lain. Begitu juga guna memperluas pasar untuk penjualan produk dalam negeri maka dilakukanlah kegiatan ekspor kenegara lain.

Apa yang terjadi sekarang ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Situasi ini sudah diperkirakan oleh pendiri bangsa kita yaitu Soekarno. Beliau sudah memperkirakan bahwa untuk hidup berdikari tetaplah tidak bisa terlepas dari interaksi antar bangsa, karena di dunia ini bangsa kita tidak hidup sendiri. Maka dari itu, Soekarno memperkenalkan prinsip internasionalisme yang merupakan prinsip seorang nasionalis yang berkebangsaan berperikemanusiaan, di mana kemanusiaan itu tidak memandang ras, suku, bangsa dan agama. Namun juga prinsip internasionalisme itu tidak akan bisa hidup kuat tanpa didasari dengan adanya rasa nasionalisme.

Memiliki rasa nasionalisme saja tidak cukup. Dikhawatirkan ketika rasa nasionalisme itu berlebihan, maka ada kemungkinan suatu bangsa akan selalu merasa lebih hebat dibandingkan bangsa lain. Hal ini rawan menimbulkan konflik karena cenderung akan tidak menghormati bangsa lain yang dirasanya lebih lemah. Prinsip internasionalisme ini sebenarnya sudah diatur dalam UUD NKRI 1945, di mana pada pembukaan terdapat amanat agar bangsa kita ikut melaksanakan ketertiban dunia. Tentu menciptakan ketertiban dunia merupakan tugas kita bersama dan untuk mewujudkannya haruslah dimulai dari diri kita sendiri dengan cara mempromosikan nilai-nilai persahabatan ke berbagai bangsa di dunia.

Bahkan perwujudan prinsip internasionalisme ini sudah ada pada generasi muda. Bisa dilihat bahwa sekarang ada banyak diplomat-diplomat muda Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Mereka yang merupakan pelajar ataupun yang memang memiliki misi khusus untuk memperkenalkan budaya-budaya Indonesia dan mempromosikan nilai-nilai persahabatan. Tidak susah sebenarnya bagi mereka untuk membangun hubungan persahabatan antar bangsa. Dengan memperkenalkan kelezatan makanan Indonesia atau memperlihatkan keindahan kain batik dan endek kepada bangsa lain, juga sudah dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Indonesia dari mereka yang mencicipi dan melihatnya. Dengan cara ini hubungan persahabatan pun akan dapat terwujud.

Maka dari itu, bangsa kita sudah seharusnya menjaga persahabatan antarbangsa. Jangan sampai ada yang menjelekkan atau menjatuhkan bangsa lain, apalagi dengan menjelek-jelekkan pemimpin mereka yang nasibnya sudah ditentukan sendiri oleh bangsa mereka. Hal ini hanya akan merugikan hubungan persahabatan antarbangsa dan tentunya dapat menghambat tujuan kita untuk menciptakan ketertiban dunia. Untuk itu, sudah seharusnya kita saling menghormati dengan bangsa lain.

Penulis: I Gede Yudi Arsawan
terbit: Koran Bali Post Edisi 16 April 2018
sumber gambar: google

Komentar